Nama lengkap saya Eva Anita, biasa dipanggil Kak Eva. Pekerjaan saya sebagai pegawai honorer di SMKN Rawas Ulu. Tempat tinggal saya di Desa Sungai Gedang, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Kesenangan saya membaca dan meminjam buku di perpustakaan. Walaupun berasal dari kalangan menengah ke bawah, tetapi jiwa literasi yang saya miliki tergolong dalam kalangan menengah ke atas.

Dimulai pada awal 2010, saat saya masih menjadi maha- siswa Universitas Jambi Kampus Sarolangun. Saya sering ke perpustakaan kampus, tetapi koleksinya terbatas. Akibatnya, saya lebih sering berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Sarolangun. Karena kerap berkunjung ke Perpustakaan Daerah, pada 2011 saya mendapat tawaran sekaligus kepercayaan dari staf pelayanan untuk mengelola perpustakaan desa di Desa Sungai Gedang. Perpustakaan ini menempati suatu ruangan di Kantor Desa Sungai Gedang.

Akhirnya, pada awal 2012 saya mulai mengelola Perpusta- kaan Desa Sungai Gedang. Sejak mengelola, saya menawarkan kepada masyarakat berupa kegiatan bimbingan belajar (bimbel) gratis untuk anak PAUD dan SD yang ada di sekitar lokasi. Bimbel yang ditawarkan itu khusus mata pelajaran matematika, IPA, serta baca, tulis, dan hitung (calistung).

Pada awal 2019 Perpustakaan Desa Sungai Gedang ter- pilih menjadi salah satu perpustakaan yang aktif berkegiatan sehingga mendapat revitalisasi program perpustakaan nasional, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Sejak itu Perpustakaan Desa Sungai Gedang banyak mengalami perubah- an dan bertransformasi. Para pengelola perpustakaan telah melakukan berbagai kegiatan, seperti literasi digital, literasi budaya, dan kreativitas berwirausaha menuju kesejahteraan. Perpustakaan desa yang awalnya hanya fokus pada kegiatan literasi baca-tulis menjadi literasi yang berkembangkan. Sebagai pengelola saya diikutsertakan dalam Bimtek SPP-TIK. Namun, sejak mendapat bimbingan dari Perpustakaan Nasional, tugas saya semakin berat.

Zaman makin canggih. Saya perhatikan mulai dari anak- anak hingga orang tua sudah candu dengan gadget. Melihat hal ini hati kecil saya sangat sedih. Saya ingin mengubah pola kebiasaan yang buruk ini menjadi pola hidup yang jauh lebih baik dan bernilai, apalagi mendengar berita bahwa literasi di Indonesia sangat rendah. Oleh karena itu, saya makin giat mem- budayakan literasi dengan melakukan kegiatan yang bervariasi. Ternyata hal ini membuat tim monitoring dan evaluasi Perpusnas RI sangat bangga dan senang. Oleh karena itu, Perpusnas RI memberikan program TPBIS kepada Perpustakaan Desa Sungai Gedang berupa 3 unit komputer PC, 1 unit smart tv, 1 unit server, 1 buah printer, wifi dengan kapasitas 10 Mbps, dan 1.000 buku yang siap pakai untuk pelayanan sirkulasi buku.

Pada 2020 selama pandemi Covid-19 saya memanfaatkan bantuan Perpusnas RI dengan memperkenalkan literasi digital kepada masyarakat Desa Sungai Gedang. Kegiatan ini mendapat tanggapan yang baik dan antusiasme dari masyarakat, terutama pelajar dan ibu-ibu. Adapun kegiatan yang dilakukan, antara lain, lokakarya pelatihan pengenalan, pemanfaatan, dan penggunaan media sosial dengan baik dan bijak. Selama pandemi kegiatan pun banyak dilaksanakan secara daring, seperti lokakarya pertanian milenial, lomba baca puisi online, membuat video toga PKK, membuat poster secara online, foto shoot, membuat video tari dan dance kreasi, video azan, video sambung ayat, video baca surat pendek, dan video bercerita kisah pahlawan.

Perpustakaan Desa Sungai Gedang dianggap mampu meng- hadapi tantangan masa pandemi. Perpustakaan Desa Sungai Gedang tetap beraktivitas walaupun banyak keterbatasan, ter- utama masalah narasumber, sponsor, dana, sinyal, dan listrik. Semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan aplikasi zoom, WAG, dan facebook.

Pada 2021 Perpustakaan Desa Sungai Gedang sudah me- miliki banyak program yang seyogyanya dilaksanakan. Namun, Perpustakaan Desa Sungai Gedang menghadapi kendala karena belum memiliki gedung sendiri. Hal ini menyebabkan kegiatan pelayanan menjadi kurang efektif dan efisien. Akhirnya, saya mengambil inisiatif untuk membuka perpustakaan keliling. Dengan perpustakaan keliling kami dapat melakukan kegiatan di lokasi tertentu yang membutuhkan. Sejak itu seluruh kegiatan dilakukan di tempat perpustakaan keliling kunjungi. Dengan demikian, Balai Desa hanya dijadikan tempat penyimpanan buku. Pada 24 Januari 2022 berdiri Pojok Baca & Café Literasi. Pen- dirian Pojok Baca & Café Literasi terinspirasi saat saya sedang beristirahat di Ally’s Coffee. Di kafe itu saya merasa nyaman dengan wifi gratis dan sinyal yang kuat. Akhirnya, saya dapat mewujudkan perpustakaan dengan suasana dan nuansa seperti ini.

Setelah peresmian Pojok Baca & Café Literasi, tim mulai aktif melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan, seperti mem- buka bimbel gratis untuk pelajar mulai tingkat PAUD hingga SMA. Adapun mata pelajaran yang diberikan adalah calistung, matematika, bahasa Arab, bahasa Inggris, komputer, keteram- pilan/ kerajinan, dan kesenian. Seluruh kegiatan dilakukan Senin s.d. Sabtu, pukul 15.00 s.d. 17.00 dengan tim pengajar berasal dari Aliansi Guru dan Mahasiswa. Malam hari diisi dengan kegiatan mengaji bagi anak-anak. Setiap bulan tim melakukan kegiatan turun ke desa untuk memberikan edukasi dan promosi.

Tim pengurus Pojok Baca & Café Literasi juga aktif menyo- sialisasikan dan memublikasikan kegiatan yang dilaksanakan Pojok Baca & Café Literasi melalui media sosial (facebook, instagram, youtube, dan pos-el). Sampai saat ini Pojok Baca & Café Literasi masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Saat ini semua fasilitas dan buku masih dipinjamkan. Semoga suatu hari nanti Pojok Baca & Café Literasi mempunyai badan hukum, fasilitas, dan buku milik sendiri, serta lebih berkreasi dan berprestasi. Tim Pojok Baca & Café Literasi pun berharap semoga Komunitas Pojok Baca & Café Literasi dikenal luas di Provinsi Jambi dan tingkat nasional.