Gelaran G-20 yang dimulai pada 1 Desember 2021 hingga pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi pada November 2022 masih terus berlangsung. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melalui Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa menyiapkan buku terjemahan cerita anak yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing, daerah, dan aksara daerah. Di dalam buku itu nantinya memuat sepuluh cerita dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Bali, Jawa Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Jambi.
“Buku tersebut menjadi bahan diplomasi kebahasaan sekaligus menjadi hadiah bagi para delegasi yang datang,” kata Lukman, Juru Bahasa Kantor Bahasa Jambi sekaligus penelaah bahasa daerah dalam kegiatan ini. Adapun penulis cerita, Sean Popo Hardi mengungkapkan bahwa cerita yang diangkat bertema lanskap alam Candi Muara Jambi. Ia mengangkat kearifan lokal masyarakat di sekitar candi. “Ini merupakan upaya memperkenalkan kemegahan Candi Muara Jambi kepada dunia internasional yang banyak belum mengetahui sejarahnya tempo lalu melalui cerita fiksi,” kata Popo menambahkan.
Sebelum diterbitkan pada bulan Oktober, Badan Bahasa melakukan kegiatan konsinyasi penelaahan naskah hasil terjemahan. Kegiatan tersebut berlangsung pada 27–30 Juni 2022 di Jakarta. Kegiatan itu juga mengundang para penerjemah dan penelaah bahasa asing, bahasa daerah, dan penulis aksara daerah. Selain itu, buku yang diperuntukkan menjadi bahan bacaan anak—anak ini juga dilengkapi dengan ilustrasi guna mendukung kelengkapan isi buku. Agenda konsinyasi tersebut merupakan salah satu rangkaian sebelum finalisasi naskah dan pencetakan pada bulan Oktober.
Tema-tema yang ada di dalam buku cerita itu memuat tema arsitektur, seni, kekayaan alam, teknologi tradisional, kuliner tradisional, permainan tradisional, dan upacara tradisional. Cerita diterjemahkan ke dalam enam bahasa asing yaitu Inggris, Prancis, Rusia, Mandarin, Arab, dan Spanyol. Selain itu juga diterjemahkan ke dalam bahasa daerah masing-masing. Sementara itu, penulisan aksara daerah berasal dari enam daerah di Indonesia, yaitu Jambi, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Deki Syaputra Z.E., penerjemah bahasa daerah dan penulis aksara incung mengatakan bahwa forum G-20 ini menjadi agenda penting dalam mempromosikan aksara incung sekaligus memperkenalkan bahasa daerah Kerinci kepada dunia internasional. Forum kerja sama multilateral yang terdiri atas sembilan belas negara utama dan Uni Eropa menjadi forum penting diplomasi kebahasaan dan budaya. “Dengan adanya buku ini nantinya dapat memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya Jambi,” tegas Deki. Dengan begitu, kebudayaan Indonesia akan dikenal lebih luas hingga ke mancanegara.