Bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa resmi di Asia dan bahasa pergaulan di dunia internasional. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan program-program perencanaan, pengkajian, pengembangan, inovasi, dan pembinaan dari pihak-pihak yang terkait dengan usaha tersebut. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui balai dan kantor bahasa di seluruh Indonesia telah mencanangkan beberapa program untuk mengawal cita-cita tersebut. Salah satu wujudnya adalah Pekan Bahasa Se-Sumatra.
Pada tahun 2017 ini, Kantor Bahasa Lampung berkesempatan menjadi tuan rumah atau penyelenggara kegiatan pekan bahasa. Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 17—21 Juli 2017 tersebut dalam rangka menjalankan program pengembangan, pembinaan, pelindungan bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya agar masyarakat terlibat aktif mengenali balai/kantor bahasa, serta menjaga sikap positif dan apresiasi masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada perhelatan tersebut adalah:
1. Lomba Mengajar bagi Guru SD;
2. Lomba Mewara bagi Pegawai Pemerintah dan Swasta;
3. Lomba Pidato Bahasa Indonesia bagi Siswa SLTP;
4. Lomba Debat Bahasa Indonesia bagi Siswa SLTA;
5. Lomba Cerdas Cermat Bahasa dan Sastra Indonesia bagi Siswa SLTA;
6. Temu Duta Bahasa dalam Forum Diskusi Terpumpun; dan
7. Temu Wartawan dalam Forum Diskusi Terpumpun.
Namun, dari ketujuh bentuk kegiatan tersebut, Kantor Bahasa Jambi hanya mengikuti enam kegiatan dan tidak mengirimkan peserta untuk kegiatan Temu Wartawan.
Pada kegiatan Pekan Bahasa Se-Sumatra Tahun 2017, kontingen Kantor Bahasa Jambi yang mengikuti enam kategori lomba berhasil membawa pulang empat tropi masing-masing dari:
1. Lomba Mengajar (Pemenang I);
2. Lomba Pidato (Pemenang III);
3. Lomba Cerdas Cermat (Pemenang Harapan I); dan
4. Lomba Mewara (Pemenang Harapan II).
Sementara itu, pada Lomba Debat Bahasa Indonesia, kontingen Kantor Bahasa Jambi yang diwakili oleh siswa-siswa dari tiga sekolah yang berbeda, belum berhasil memberikan yang terbaik bagi Provinsi Jambi. Ketatnya perlombaan membuat mereka harus tersingkir di babak kedua dan gagal melanjutkan perlombaan ke babak semifinal.
Banyak hal yang mesti diperbaiki terutama penguasaan materi, sumber referensi, strategi, dan mental berlomba para peserta. Semoga di tahun-tahun yang akan datang, pada iven yang sama, kontingen Kantor Bahasa Jambi bisa lebih berprestasi.