Komunitas Gemulun Indonesia merupakan salah satu komunitas yang aktif berkegiatan di Jambi sejak 2016. Domisili komunitas ini awalnya berada di Kota Baru kemudian pindah ke Jalan Kapten Abdul Hasan No. 38A, RT 27, Telanaipura, Kota Jambi. Komunitas ini diketuai oleh Sean Popo Hardi yang sejak lama berkecimpung di dunia sastra, drama, dan budaya. Adapun posisi bendahara diemban oleh Devi Syahfitri.
Komunitas Gemulun didirikan oleh orang-orang yang peduli terhadap pengembangan, pelestarian, dan kajian budaya, misalnya Ali Surakhman yang menjabat sekretaris. Ia berminat pada pelestarian dan pengembangan budaya. Pemahamannya terhadap kebudayaan lokal, khususnya Kerinci, membawa komunitas ini konsentrasi pada tinggalan budaya yang ada di Kabupaten Kerinci. Selain itu, Nukman, Deky Syahputra, Masvil Tomi, Heri Novealdi, dan Beny Syahputra menambah kompleks- nya Komunitas Gemulun.
Nama Gemulun diambil dari bahasa lokal yang ada di Jambi, tepatnya Kabupaten Batanghari. Gemulun berarti air ter- jun. Bagi masyarakat Batanghari, air terjun merupakan simbol dari kehidupan yang suci. Hal itu disebabkan air terjun banyak memberikan manfaat bagi kehidupan sepanjang daerah yang dialirinya. Oleh karena itu, nama gemulun diambil dengan harapan tidak hanya memberikan kehidupan bagi manusia, tetapi juga bagi flora dan fauna yang ada di sekitarnya. Namun,
Komunitas Gemulun Indonesia merupakan salah satu komunitas yang aktif berkegiatan di Jambi sejak 2016. Domisili komunitas ini awalnya berada di Kota Baru kemudian pindah ke Jalan Kapten Abdul Hasan No. 38A, RT 27, Telanaipura, Kota Jambi. Komunitas ini diketuai oleh Sean Popo Hardi yang sejak lama berkecimpung di dunia sastra, drama, dan budaya. Adapun posisi bendahara diemban oleh Devi Syahfitri.
Komunitas Gemulun didirikan oleh orang-orang yang peduli terhadap pengembangan, pelestarian, dan kajian budaya, misalnya Ali Surakhman yang menjabat sekretaris. Ia berminat pada pelestarian dan pengembangan budaya. Pemahamannya terhadap kebudayaan lokal, khususnya Kerinci, membawa komunitas ini konsentrasi pada tinggalan budaya yang ada di Kabupaten Kerinci. Selain itu, Nukman, Deky Syahputra, Masvil Tomi, Heri Novealdi, dan Beny Syahputra menambah kompleks- nya Komunitas Gemulun.
Nama Gemulun diambil dari bahasa lokal yang ada di Jambi, tepatnya Kabupaten Batanghari. Gemulun berarti air ter- jun. Bagi masyarakat Batanghari, air terjun merupakan simbol dari kehidupan yang suci. Hal itu disebabkan air terjun banyak memberikan manfaat bagi kehidupan sepanjang daerah yang dialirinya. Oleh karena itu, nama gemulun diambil dengan harapan tidak hanya memberikan kehidupan bagi manusia, tetapi juga bagi flora dan fauna yang ada di sekitarnya. Namun, dibalik nama gemulun ini ternyata merupakan akronim dari Gerakan Masyarakat Pelestari Budaya Nusantara.
Komunitas Gemulun memiliki tujuan dan fungsi untuk me- ngembangkan, menggali, membina, serta melestarikan kebuda- yaan benda dan takbenda. Selain itu, Komunitas Gemulun juga berkonsentrasi pada penelitian, pelatihan, lokakarya (workshop), dan pertunjukan sebagai bentuk kegiatannya. Menerbitkan hasil kegiatan komunitas juga menjadi agenda rutin. Pelaksanaan kegiatan ada yang dilakukan secara mandiri dan beberapa lagi dilakukan dengan menggandeng lembaga lain yang memiliki kesamaan tujuan, yaitu melestarikan kebudayaan Indonesia.
Komunitas Gemulun mempunyai program samasabu, yaitu program menulis satu mahasiswa satu buku yang telah dilakukan sejak 2019. Pelaksanaan program ini sudah menghasilkan banyak antologi yang ditulis dengan genre fiksi dan nonfiksi.
Untuk mencapai tujuan, Komunitas Gemulun berbadan hukum dengan akta Nomor 02, Tanggal 2 Februari 2018. Adapun pada Bab 2, Pasal 5 berisi Komunitas Gemulun memiliki asas kekeluargaan, gotong royong, dan profesional. Selain itu, komu- nitas ini juga berasaskan Pancasila dan UU 1945. Modal keuangan diperoleh dari sumbangan anggota, simpatisan, donatur, dan hibah yang tidak mengikat, serta penghasilan dari usaha lembaga. Hingga saat ini jumlah anggota sekitar 20 orang. Para anggota berasal dari berbagai latar belakang dan peminatan terhadap jenis karya budaya. Mereka melakukan kegiatan me- nulis, alihwahana tulisan menjadi pertunjukan, dan lisan men- jadi buku, pertunjukan, diskusi, lokakarya (workshop), kelas seni, serta desa budaya. Anggota komunitas juga mengukir prestasi di ajang lomba tingkat provinsi dan nasional, seperti Juara 2 dan 3 pada lomba Penulisan Naskah Ilmiah Populer di Museum Siginjei pada 2020 dan 2021, serta karya cerpen terpilih oleh Indonesia Kaya yang diterbitkan Kompas pada 2020.
Selain kegiatan menulis, Komunitas Gemulun pernah mempertunjukan tradisi lisan Tapa Malenggang dari Batanghari pada 2017 dan cerita Putri Dara Putih pada 2022. Kegiatan lain Komunitas Gemulun adalah membukukan cerita tersebut dalam kumpulan cerita rakyat yang terbit pada tahun 2021. Cerita Tapa Malenggang terbit dalam empat edisi, sedangkan cerita Putri Dara Putih dalam satu antologi tunggal cerita rakyat Batanghari dalam bentuk naskah drama.
Kegiatan bertukar pikiran juga menjadi perhatian Komuni- tas Gemulun. Oleh karena itu, diskusi bulanan rutin digelar sejak 2019 dengan narasumber dari pemerhati seni yang berasal dari Provinsi Jambi, nasional, dan internasional. Pada awal pandemi, komunitas menggelar diskusi sejarah wabah di Jambi yang mengundang narasumber dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, Dedi Arman, dan sejarawan nasional, Wenri Wanhar. Lokakarya juga digelar untuk guru di Kota Jambi. Hasil lokakarya ini adalah antologi.
Dari penjelasan ini dapat dilihat kiprah Komunitas Gemulun yang hadir sebagai pelengkap komunitas literasi budaya yang menarasikan karya budaya di Indonesia. Ruang Baca disediakan untuk siapa saja yang tertarik dengan buku seputar kebudayaan yang ada di Indonesia. Bila tidak sempat berkunjung ke Ruang Baca, masyarakat dapat mengaksesnya melalui media sosial instagram @komunitasgemulun dan facebook @komunitasgemulun. Alamat pos-el (e-mail) komunitasgemulun@gmail.com dan youtube di komunitasgemulunindonesia. Komunitas Gemulun dapat di- hubungi lewat Whatsapp dengan nomor 082374662791. Komunitas Gemulun juga membuka ruang bagi masyarakat untuk bergabung menjadi anggota atau partisipan dalam semangat pelestarian budaya Indonesia dan Jambi, khususnya.