Jayapura, – Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar lomba mendongeng di Kota Jayapura, 18 – 19 April 2016.
Lomba yang diikuti puluhan peserta itu dalam rangka Pekan Sastra dan pelantikan pengurus Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI).
Ketua panitia lomba, Asmabuassepe mengatakan jumlah peserta kali ini mengalami peningkatan. Dalam kuota ditetapkan 50 peserta, tetapi pendaftar mencapai 78 peserta dan 66 peserta yang hadir hingga pengambilan nomor urut. Menurutnya peserta meningkat karena publikasi yang luas. Sebelumnya hanya melibatkan TK dan SD, tetapi kali ini pegiat sastra juga dilibatkan.
“Tahun lalu hanya 25 peserta,” katanya kepada Jubi dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4/2016).
Kreativitas, teknik penyajian, optimalisasi waktu, dan penguasaan panggung merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam lomba. Oleh karena itu, diharapkan kemampuan dan kecintaan peserta dalam mendongeng semakin meningkat.
“Dengan kemampuan gurunya mendongeng lebih bagus akan membuat siswa lebih tertarik. Kemudian masyarakat juga ikut tertarik atau ada kecintaan terhadap dongeng,” ujarnya.
Zaman sekarang dongeng jarang diperdengarkan karena kehidupan masyarakat didominasi teknologi informasi. Oleh sebab itu, perlu dihidupkan kembali. Dongeng mampu merekatkan hubungan emosional antara orang tua dan anak.
“Waktu kita kecil dulu tidur diantar pakai dongeng. Sekarang tidak tampak lagi karena arena anak-anak cenderung tertarik kepada alat-alat elektronik,” katanya.
Ia pun mengharapkan dalam sepekan diselingi kegiatan mendongeng dalam sekolah. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, terutama menjelang tidur.
Peserta lomba dari Sekolah Menulis Papua, Siti Nurhidayati mengaku senang mengikuti lomba tersebut karena dapat meningkatkan daya saing, terutama yang belum menguasai teknik mendongeng yang benar.
“Ini pertama saya ikut lomba mendongeng meski bukan guru. Lomba mendongeng menjadi pengalaman menarik untuk saya,” katanya. (Timo Marten)