Generasi Muda Bertutur: Duniakan Bahasa Melalui Kekayaan Budaya yang Inklusif dan Berkelanjutan
Orang-orang dari ujung timur Indonesia dapat hidup dengan nyaman di ujung barat Indonesia hanya dengan satu syarat, yaitu bahasa Indonesia. Kalimat ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar bahasa negara, melainkan wujud pemersatu yang mampu menyatukan jutaan keragaman di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dan setiap pulau memiliki keunikan budayanya masing-masing. Keunikan budaya tersebut lahir dari interaksi antarpikiran dan perasaan dalam aktivitas sosial masyarakat daerah. Beragamnya ciri khas budaya yang dihasilkan, seperti adat istiadat, pakaian, tarian, alat musik, dan makanan memiliki karakteristik tersendiri. Keragaman budaya tersebut kemudian dapat disatukan dengan penggunaan bahasa Indonesia.
Abdul Chaer, seorang pakar lingustik juga mengatakan bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan. Oleh karena itu, bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan yang koordinatif atau sederajat. Maksudnya, bahasa dan kebudayaan memiliki kedudukan yang sama tinggi dan melekat pada nilai-nilai luhur kehidupan sosial masyarakat. Bahasa Indonesia juga memiliki nilai luhur yang berperan membentuk budaya sopan santun dalam interaksi keseharian masyarakat. Penggunaan bahasa Indonesia merepresentasikan tata krama dan budi pekerti yang menjadi identitas dalam bermasyarakat. Hal tersebut tergambar dari budi bahasa orang Indonesia yang santun, seperti penggunaan sapaan “Bapak,” “Ibu,” atau “Anda,” mencerminkan penghormatan dan budaya bahasa yang luhur.
Interaksi sosial melalui kebahasaan juga terkandung dalam aktivitas budaya dan tradisi di Indonesia seperti dalam kegiatan gotong royong dan musyawarah, sebab dalam pratiknya memiliki tahap kerja sama, mengambil keputusan, dan prinsip kebersamaan untuk saling menghargai. Dalam proses ini, bahasa yang digunakan dirancang untuk mendukung dialog yang konstruktif dan menghindari konfrontasi sehingga mencapai mufakat dengan cara yang harmonis. Beberapa hal tersebut menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium yang memperkuat karakter bangsa, menghargai pendapat, keharmonisan sosial, dan kerja sama yang tidak dimungkiri dipengaruhi oleh keluhuran bahasa dan penuturnya. Hal inilah yang memperkuat pernyataan bahwa bahasa dan budaya adalah satu kesatuan yang memperkokoh ciri khas suatu bangsa.
Pada era globalisasi yang kian berkembang pesat, bahasa dan budaya memiliki peran penting dalam pergaulan antarnegara. Peran bahasa Indonesia dalam perkembangan kebudayaan menjadi salah satu hal yang dilirik di mata dunia sehingga banyak wisatawan yang tertarik mempelajari bahasa dan kebudayaan Indonesia. Melansir laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, jumlah penutur bahasa Indonesia sekarang ini mencapai 269 juta di Indonesia, 2 juta penutur di Amerika dan Eropa, 2,4 juta penutur di Asia Pasifik dan Afrika, serta 5,2 juta penutur di Asia Tenggara. Fakta mengejutkan lainnya, Indonesia berhasil memperluas pengaruhnya secara global dengan disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang UNESCO. Hal membanggakan tersebut dimulai dari Pemerintah Republik Indonesia dengan percaya diri mengajukan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pada General Conference (Sidang Umum) UNESCO. Usulan tersebut kemudian disetujui secara bulat di Sidang Umum UNESCO pada 20 November 2023 lalu.
Gelar Budaya Menduniakan Bahasa Indonesia
Berbagai pergelaran budaya yang diadakan di Indonesia juga berhasil menjadi daya tarik turis mancanegara. Pergelaran festival di berbagai daerah ini turut berdampak pada peningkatan ekonomi di Indonesia. Salah satu contoh pergelaran festival yang diadakan adalah Festival Kenduri Swarnabhumi di Jambi. Festival Kenduri Swarnabhumi ialah rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang memasuki tahun ketiga dan resmi diluncurkan pada Rabu, 5 Juni 2024. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya pemajuan kebudayaan dan pelestarian lingkungan di sepanjang DAS Batanghari yang melewati kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dan Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatra Barat.
Festival Kenduri Swarnabhumi 2024 mengusung tema “Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai”. Melalui tema tersebut, festival ini melibatkan lebih banyak tokoh masyarakat lokal dalam penyelenggaraannya dengan membentuk kurator lokal yang merancang hingga memastikan konsep penyelenggaraan kegiatan di masing-masing daerah. Selain mengedepankan penguatan sumber daya manusia (SDM) lokal, festival ini juga berakar kuat pada tradisi kebudayaan.
Dunia Terpikat Keluhuran Bahasa Indonesia
Nilai luhur tradisi pada pergelaran budaya layaknya festival dapat menjadi wujud kearifan lokal. Kearifan ini mampu menjadi magnet yang menarik perhatian dari berbagai kalangan, tidak terkecuali kalangan pemelajar. Selain menjadi daya tarik bagi turis mancanegara, Festival Kenduri Swarnabhumi terbukti mampu menarik perhatian pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk mempelajari dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pergelaran budaya tersebut. Mereka bahkan tidak hanya menikmati keindahan seni dan tradisi, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan budaya tersebut.
Keikutsertaan pemelajar BIPA pada festival adalah salah satu cara agar turis mancanegara lebih memahami dan menghargai budaya dan bahasa melalui pengalaman otentik yang mereka rasakan. Hal ini secara tidak langsung juga turut meningkatkan ketertarikan mereka dalam belajar bahasa Indonesia karena keunikannya. Selain itu, bahasa dalam pergelaran budaya dapat berperan sebagai alat untuk mencapai berbagai tujuan, baik tujuan politik, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Masyarakat internasional memiliki peran penting dalam memperkenalkan bahasa dan kebudayaan Indonesia di negara asalnya. Pemahaman mendalam akan bahasa Indonesia membentuk mereka menjadi duta budaya yang mampu menyampaikan kekayaan bahasa, tradisi, seni, dan nilai-nilai Indonesia kepada masyarakat internasional. Makin banyak orang di negara mereka yang tertarik dan terinspirasi untuk mengeksplorasi budaya Indonesia, makin meningkat pula minat mempelajari bahasa Indonesia. Hal itu tidak hanya dapat mempererat hubungan antarbangsa, tetapi juga memperluas pengaruh budaya Indonesia di kancah global, memperkaya dialog lintas budaya, dan mendukung posisi Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan warisan budaya.
Pemelajar BIPA Gaungkan Bahasa Indonesia
Berbagai keberhasilan dari penggunaan bahasa Indonesia tidak lepas dari semangat yang disuarakan masyarakat Indonesia. Di sisi lain penyebarluasan bahasa Indonesia dalam program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing menjadi salah satu media untuk para penutur asing mempelajari penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau dikenal dengan BIPA telah tersebar luas seantero Indonesia. Tak hanya itu, BIPA pun tersebar di luar negeri. Program BIPA telah diimplementasikan di lebih dari 470 lembaga di Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, Eropa, dan Amerika. Tentunya hal ini menjadi daya tarik dan perhatian khalayak ramai di luar negeri untuk ikut mempelajari bahasa Indonesia.
Ikatan Duta Bahasa Provinsi Jambi mengenalkan bahasa Indonesia melalui krida Tabia: Tahu BIPA Lebih Asyik. Krida ini bertujuan mengenalkan BIPA dengan cara yang inklusif dan berkelanjutan, yaitu dengan menambahkan muatan unsur budaya dalam setiap pembelajarannya. Duta Bahasa Provinsi Jambi melihat budaya sebagai daya tarik paling tinggi bagi turis mancanegara untuk belajar bahasa Indonesia. Krida Tabia memiliki beberapa kegiatan, di antaranya pembuatan video konten belajar BIPA, Abdi Bahasa: Fasilitasi Wadah Pemelajar BIPA, dan Niaga Bahasa: Bangga Jenama Bahasa Indonesia Mendunia. Tidak hanya berupaya mengenalkan bahasa Indonesia melalui muatan budaya, tetapi Tabia juga berusaha melibatkan langsung turis mancanegara dalam berbagai kegiatan kebahasaan. Contohnya saat pembuatan konten, Duta Bahasa Provinsi Jambi mengajak beberapa mahasiswa asing untuk menjelajahi Jambi sambil membuat video kebahasaan di beberapa tempat yang mengandung unsur budaya, seperti di Sungai Batanghari sembari menaiki ketek (perahu khas Jambi) dan rumah adat Provinsi Jambi.
Krida Tabia juga menjadi wadah bagi seluruh mahasiswa asing di Provinsi Jambi berkumpul dan belajar bahasa Indonesia melalui kegiatan Abdi Bahasa. Dalam kegiatan ini mahasiswa asing bersama dengan Duta Bahasa Provinsi Jambi membuat sebuah lagu sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme mahasiswa asing belajar bahasa Indonesia. Lagu ini kemudian dijenamakan sebagai “Mars BIPA”. Selain itu, kegiatan ini juga memfasilitasi mahasiswa asing yang ingin belajar pantun dan puisi bahasa Indonesia. Tujuannya mempersiapkan mahasiswa asing di Provinsi Jambi dalam mengikuti Festival Handai yang akan diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Selanjutnya, lagu yang dikaryakan dari kegiatan Abdi Bahasa, ditampilkan pada pertunjukan Niaga Bahasa yang mengangkat tema “Bangga Bahasa Indonesia Mendunia”. Niaga Bahasa adalah pergelaran Generasi Muda Bertutur dan pameran yang bekerja sama dengan lebih dari sepuluh UMKM yang memiliki jenama produk berbahasa Indonesia. Harapannya, kegiatan ini mampu meningkatkan rasa bangga penduduk Indonesia dalam menjenamakan bahasa Indonesia. Berbagai penampilan pemelajar BIPA juga ditampilkan dalam kegiatan ini seperti seloko dan berbalas pantun.
Bahasa Indonesia kini telah mendunia dan telah patut dikatakan sebagai bahasa Internasional karena telah dituturkan oleh berbagai kalangan secara global. Generasi muda sebagai tonggak pembangunan bangsa, tidak dapat hanya berbangga diri. Perlu aksi konkret yang inklusif dan berkelanjutan agar bahasa Indonesia makin menujukkan eksistensinya di dunia. Sebab zaman boleh berganti, tetapi nilai tetap abadi. Bahasa dan kebudayaan adalah sumber pengetahuan sekaligus inspirasi yang tak akan habis untuk dieksplorasi.
Erdin Ramadhani Almatu, Shakila, Duta Bahasa Provinsi Jambi 2024.
Referensi:
Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum: Edisi Revisi.
Ihsan, D. (2023, 28 November). Pakar UMS: Bahasa Indonesia Layak Jadi Bahasa Internasional. Diakses pada 22 Agustus 2023. https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/28/135535371/pakar-ums-bahasa-indonesia-layak-jadi-bahasa-internasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2024, 6 Juni). Kenduri Swarnabhumi 2024: Merayakan Warisan Budaya Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat DAS Batanghari. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/06/kenduri-swarnabhumi-2024-merayakan-warisan-budaya-berbasis-kearifan-lokal-masyarakat-das-batanghari
Maharani, A.K. (2023, 26 November). Resmi Jadi Bahasa UNESCO, Berapa Jumlah Penutur Bahasa Indonesia di Dunia? Diakses pada 18 Agustus 2024. https://goodstats.id/article/resmi-jadi-bahasa-unesco-berapa-jumlah-penutur-bahasa-indonesia-di-dunia-uu2Jn.
https://indonesia.go.id/kategori/pariwisata/8435/kekayaan-budaya-indonesia-jadi-daya-tarik-utama-di-mata-dunia?lang=1
Widoyo, H. (2022, 16 Maret). Keragaman Kebudayaan di Indonesia. Diakses pada 15 Agustus 2024. https://binus.ac.id/character-building/2022/03/keragaman-kebudayaan-di-indonesia/.
Wurianto, A. B. (2015). Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Budaya sebagai Penguatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA):(Pengalaman di USSH Ho Chi Minh City-Universitas Nasional Vietnam).